Laman

Kamis, 22 Februari 2018

Terkadang ... Takut Walau Benar (Repost)



TERKADANG..TAKUT WALAU BENAR

“Berani karena benar, takut karena salah”
           
Itulah yang biasa dinasehati orang tua dan para guru. “Tidak perlu takut, kalau benar. Kamu khan benar, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi.”

Nasehat di atas merupakan nasehat yang memperkuat tekad dan dukungan bagi siapa saja yang berada di pihak yang benar. Biasanya bila sudah mendapat nasehat seperti ini, tekad bulat akan muncul dan siap menghadapi segala kemungkinan.

Orang akan merasa takut, kalau dirinya bersalah. Lihat saja para pengendara motor yang tidak mengenakan helm. Dia akan mengambil jalan yang aman, jalan yang tidak ‘ditongkrongi’ polesong alias plokis alias polisi.

Atau bila sudah terlanjur terlihat, si pengendara motor tidak berhelm itu akan melarikan motornya sekencang-kencangnya.

Itulah..takut karena salah

Tapi yang terjadi sekarang, terkadang sebaliknya berani walau salah. Coba saja lihat pemandangan di lalu lintas. Sudah tahu salah jalan, mengambil arah jalan yang berlawanan dengan kendaraan-kendaraan pada umumnya, ketika orang ini hampir tertabrak, malah dia yang marah.

Itulah..berani walau salah

Kadang muncul juga perasaan takut, khawatir walau diri ini benar. Di saat Islam terlihat asing, pada saat itulah mereka yang ingin menerapkan Islam akan merasa khawatir. Mereka khawatir di cap sebagai ini-lah itu-lah dan seterusnya. Takut dikatakan kelompok ini-lah, kelompok itulah. Padahal dalil yang melandasi perbuatan itu jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.

Di saat Islam difitnah, di saat itulah perasaan takut muncul, padahal diri ini benar.

Itulah yang terkadang terjadi..takut walau benar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar