TERKADANG..TAKUT
WALAU BENAR
“Berani karena benar, takut
karena salah”
Itulah yang biasa dinasehati
orang tua dan para guru. “Tidak perlu takut, kalau benar. Kamu khan benar,
ceritakan apa yang sebenarnya terjadi.”
Nasehat di atas merupakan nasehat
yang memperkuat tekad dan dukungan bagi siapa saja yang berada di pihak yang
benar. Biasanya bila sudah mendapat nasehat seperti ini, tekad bulat akan
muncul dan siap menghadapi segala kemungkinan.
Orang akan merasa takut, kalau
dirinya bersalah. Lihat saja para pengendara motor yang tidak mengenakan helm.
Dia akan mengambil jalan yang aman, jalan yang tidak ‘ditongkrongi’ polesong
alias plokis alias polisi.
Atau bila sudah terlanjur
terlihat, si pengendara motor tidak berhelm itu akan melarikan motornya
sekencang-kencangnya.
Itulah..takut karena salah
Tapi yang terjadi sekarang,
terkadang sebaliknya berani walau salah. Coba saja lihat pemandangan di lalu
lintas. Sudah tahu salah jalan, mengambil arah jalan yang berlawanan dengan
kendaraan-kendaraan pada umumnya, ketika orang ini hampir tertabrak, malah dia
yang marah.
Itulah..berani walau salah
Kadang muncul juga perasaan
takut, khawatir walau diri ini benar. Di saat Islam terlihat asing, pada saat
itulah mereka yang ingin menerapkan Islam akan merasa khawatir. Mereka khawatir
di cap sebagai ini-lah itu-lah dan seterusnya. Takut dikatakan kelompok
ini-lah, kelompok itulah. Padahal dalil yang melandasi perbuatan itu jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Di saat Islam difitnah, di saat
itulah perasaan takut muncul, padahal diri ini benar.
Itulah yang terkadang
terjadi..takut walau benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar