Laman

Selasa, 20 Februari 2018

Oleh-oleh Launching Buku Lost In Japan (repost)




OLEH-OLEH LAUNCHING BUKU LOST IN JAPAN
          Saya boleh berbangga hati. Salah seorang dari anggota FLP Jakarta, baru saja launching bukunya. Dialah Sari Rahmayati.. Sabtu kemarin, 11 Desember 2010 di toko buku Gramedia Matraman, Cayi panggilan akrabnya launching buku pertamanya Lost in Japan.

         Buku yang dikarang Cayi berkolaborasi dengan Gelbo serta Qqin ini begitu menarik perhatian para pengunjung toko buku. Di sebelah kanan ada tujuh baris kursi, tiap baris diisi oleh lima orang. Sementara di sebelah kiri juga terdiri dari tujuh baris kursi, tapi tiap barisnya diisi oleh tujuh orang. Belum lagi pengunjung yang bersedia berdiri untuk mengetahui apa sebenarnya yang terkandung dalam buku Lost in Japan.

        Buku yang berisikan perjalanan Cayi, Gelbo dan Qqin bisa dikatakan layak untuk dapat dijadikan panduan bagi mereka yang ingin bepergian ke Jepang. Utamanya bagi mereka yang memiliki ‘peluru’ pas-pasan.

      Di dalam buku ini dijelaskan tentang berbagai macam angkutan kereta. Karena di Jepang ada kereta bawah tanah dan yang non bawah tanah.

         Kerjasama Cayi, Gelbo dan Qqin memang perlu diacungkan jempol. Cayi yang mempunyai basic ketrampilan menulis dapat menuangkan segala informasi yang dibutuhkan. Gelbo yang piawai dalam dunia traveling dapat mentransfer berbagai pengetahuan dan pengalamannya mengenai hal itu. Sementara Qqin yang dapat berbahasa Jepang, melengkapi buku ini.

       Menurut tutur Cayi, ternyata di Jepang seperti di Indonesia. Walaupun masuk wilayah Jepang, namun penduduknya tidak semuanya ngerti bahasa Jepang. Mereka hanya bercakap-cakap dengan bahasa daerahnya saja. Seperti di Indonesia ada yang bercakap-cakap dengan bahasa Jawa, Sunda, Padang dan seterusnya. Oleh karenanya Qqin sebagai penyambung lidah Cayi dan Gelbo tidak dapat mengerti bahasa yang digunakan penduduk daerah di Jepang.

    Ada satu lagi pengalaman mereka yang tidak disangka-sangka. Pengalaman pertama ini membuat mereka terkejut. Sebab, ternyata mereka naik kereta yang karcisnya kalau dirupiahkan dapat mencapai jutaan rupiah.

    Berbagai informasi yang mereka miliki, serta pengalaman unik yang memberi pelajaran, menghasilkan sebuah buku Lost In Japan – Panduan Komplit Traveling Irit ke Jepang.

     Acara yang dimulai siang hari menjelang sore, sekitar pukul 14.30, terasa berbeda karena dihadiri oleh dosen bahasa Jepang yang juga turut berbicara. Dihadiri pula oleh seorang pakar yang amat mengetahui bagaimana caranya bepergian ke Jepang dengan biaya yang murah. Serta dihadiri pula oleh para pemuda pemudi  berpakaian Harajuku. Yaah kalau sepintas ada yang mirip Naruto sih. Mereka membawa berkeliling buku Lost in Japan.

sumber image:https://www.chai-capcay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar