Laman

Selasa, 20 Februari 2018

Nama Panggilan (repost)


Nama Panggilan (Intermezo)

“Hazrah ada?” tanya seorang pemuda di depan kantor.
Salah seorang teman menjawab, “Sastra? Ga ada yang namanya Sastra.”
Teman lain yang mendengar pertanyaan pemuda itu, menanggapi dengan benar, “Hazrah? Ooo Yaya tuh. Yaya!! Ada yang jemput tuh.”

Seorang teman sewaktu di SMA pernah menghubungi Bambang Triwibowo lewat telepon, “Bisa bicara dengan Bambang bu?”
Di seberangnya, si ibu bertanya balik, “Bambang yang mana?”
“Bambang Triwibowo.”
“Ooo, Bowo.”
Ternyata semua anak ibu itu bernama Bambang dan yang dipanggil Bambang adalah anak pertama. Sedangkan teman saya dipanggil Bowo.

Keponakan saya bernama Anintya Rizqi Amalia. Di rumahnya dipanggil Ayang. Sedangkan di sekolah dulu, dipanggil Anin. Kebayang ga, kalo orang tuanya datang ke sekolah dan mencarinya?

“Dik, numpang tanya ya. Kelasnya Ayang dimana ya? Anak kelas dua itu.”
Murid yang ditanya mulai mengingat-ingat, “Anak kelas dua ga ada yang namanya Ayang, bu, pak. Saya kebetulan anak kelas dua.”
Berbeda ketika orang tuanya bertanya, “Dik, numpang tanya ya. Kelasnya Anin dimana ya? Anak kelas dua itu.”

Saya yakin, murid yang ditanya, akan segera menunjukkan kelasnya Anin.
Mungkin inilah penyebabnya, mengapa dulu, murid-murid sekolah diminta mengisi data, nama lengkap, nama panggilan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar