Rezeki Pilihan Allah
Cashan laptop saya sedang bermasalah. Kabelnya
terkelupas, hingga menyebabkan korslet. Tepatnya kabel yang terhubung ke stop
contact.
Minggu sore kemarin, saya coba cari tahu dimana
mendapatkan sambungan kabel cashan laptop itu. Sampailah saya di tempat service
computer.
“Biasanya sih ada mas, sambungan kabel itu. Tapi
sekarang lagi habis.”
“Harganya berapa mas?”
“Kalo saya jualnya Rp 5000.”
“Wah murah juga ya,” dalam hati saya.
“Dimana lagi saya dapatkan kabel seperti itu mas?”
“Coba liat, tempat service sebelah. Mudah-mudahan dia
buka.”
Ternyata tempat servicenya tutup.
Terbayang sebuah tempat lagi. Ya, warnet yang menjual
spare part computer dan laptop. Warnet ini pun tutup.
Saya coba hubungi pak Mustakim, tukang service barang-barang
elektronik langganan. Dia katakan bahwa dia punya kabel yang dibutuhkan. Hanya
saja harganya lebih mahal, dua puluh lima ribu rupiah.
Keesokkan hari, saya menemui pak Mustakim. Akan tetapi
ternyata kabel yang tersedia, tidak sesuai dengan sambungan kabel yang ada.
Karena ukurannya lebih besar.
Sepanjang jalan ke kantor, saya memperhatikan tempat
penjualan spare part computer atau tempat service computer.
Toko spare part di jalan Jatiwaringin tutup. Tempat
service printer dekat Tamini Square, tidak jual barang yang dibutuhkan. Toko di
jalan Kiwi juga tidak menjualnya.
Selama dalam perjalanan, saya berpikir. Allah ingin
memberikan rezekinya kepada siapa ya? Yang jelas, kemarin bukan ke tukang
service. Bukan ke pak Mustakim yang juga tukang service. Bukan menjadi rezeki
pemilik toko spare part di Jatiwaringin dan jalan Kiwi. Juga bukan ‘milik’
tukang service printer
Hingga sampailah pada sebuah toko di Depok. Dekat
dengan kantor. Kabel yang dibutuhkan ada dan cocok, memang pasangannya. Ooh
kalo begitu, Allah ingin memberikan rezeki-Nya melalui saya kepada Encik
pemilik toko elektronik ini. Harga kabelnya, tiga puluh delapan ribu rupiah.
Sesampai di kantor, saya sambungkan kabel itu ke
laptop. Tapi ternyata tidak berfungsi. Lampu tanda bahwa listrik masuk mengalir
ke laptop, tidak menyala. Mau tidak mau, saya kembali ke toko Encik itu. Wanita
berwajah oriental itu pun bersedia menukarnya dengan kabel baru yang lain.
Memang belum menjadi rezeki si Encik. Kabel yang kedua
ini pun, tidak berfungsi. Uang pun dikembalikan.
Allah menuntun saya ke sebuah tempat service komputer
yang letaknya tidak begitu jauh dari toko si Encik. Tukang servicenya seorang
pemuda berkulit putih, kira-kira berusia 20-an tahun. Ketika dia mencari kabel
di sebual laci, tersembul kain sholat. Waaah mungkin Allah ingin memberikan
rezeki-Nya ke pemuda ini.
Setelah melewati pengetesan, ternyata kabel yang
dibutuhkan cocok dan sesuai. Lampu menyala, sebagai tanda bahwa listrik
mengalir ke laptop. Akad pun terjadi dan harga kabel itu hanya lima belas ribu
rupiah.
Alhamdulillah, semoga uang lima belas ribu rupiah itu
menjadi berkah buat pemuda (yang insya Allah) sholeh itu. Aamiin. (21 Desember
2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar