Jika diperhatikan, pak Salis hampir selalu terpejam matanya, ketika
ada khatib berceramah. Matanya terpejam bukan karena dia tidur. Dia
sedang menyimak. Sebab beda mata yang terpejam karena tidur dengan
menyimak.
Saya tidak mengerti mengapa seperti itu. Tapi
dugaan saya, pak Salis ingin berkonsentrasi dan focus menangkap uraian
dari pak khatib. Saya pikir bagus juga sikap pak Salis ini. Setiap orang
mempunyai cara sendiri untuk berkonsentrasi. Apa sewaktu kuliah, pak
Salis juga bersikap ini hingga dia memperoleh gelar insyinyur-nya?
Wallahu’alam.
Saya sempat terpikir juga, apakah mungkin
pak Salis itu sedang mengamalkan hadits, “Jangan lihat orangnya, tapi
lihatlah apa yang diucapkannya.” Apakah karena ini? Jika benar, ini luar
biasa. Supaya tidak tertipu dengan penampilan, pak Salis menutup
matanya. Sehingga dengan demikian dia memperoleh hikmah yang disampaikan
sang khatib.
Orang terkadang masih melihat siapa yang
berbicara. Jika orang terkenal, baru diperhatikan ucapannya. Bila anak
kecil, anak bau kencur atau anak kemarin yang bicara, ucapannya dianggap
angin lalu.
Memejamkan mata ketika khatib sedang
menyampaikan ceramahnya, mungkin satu cara yang baik. Setidaknya
membantu untuk konsentrasi dan mencegah timbulnya rasa sombong tidak
menghargai orang yang menyampaikan ceramah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar