Laman

Minggu, 26 Oktober 2014

Terima Kasih Pak Salis

Jika diperhatikan, pak Salis hampir selalu terpejam matanya, ketika ada khatib berceramah. Matanya terpejam bukan karena dia tidur. Dia sedang menyimak. Sebab beda mata yang terpejam karena tidur dengan menyimak.
 
Saya tidak mengerti mengapa seperti itu. Tapi dugaan saya, pak Salis ingin berkonsentrasi dan focus menangkap uraian dari pak khatib. Saya pikir bagus juga sikap pak Salis ini. Setiap orang mempunyai cara sendiri untuk berkonsentrasi. Apa sewaktu kuliah, pak Salis juga bersikap ini hingga dia memperoleh gelar insyinyur-nya? Wallahu’alam.
 
Saya sempat terpikir juga, apakah mungkin pak Salis itu sedang mengamalkan hadits, “Jangan lihat orangnya, tapi lihatlah apa yang diucapkannya.” Apakah karena ini? Jika benar, ini luar biasa. Supaya tidak tertipu dengan penampilan, pak Salis menutup matanya. Sehingga dengan demikian dia memperoleh hikmah yang disampaikan sang khatib.
 
Orang terkadang masih melihat siapa yang berbicara. Jika orang terkenal, baru diperhatikan ucapannya. Bila anak kecil, anak bau kencur atau anak kemarin yang bicara, ucapannya dianggap angin lalu.
 
Memejamkan mata ketika khatib sedang menyampaikan ceramahnya, mungkin satu cara yang baik. Setidaknya membantu untuk konsentrasi dan mencegah timbulnya rasa sombong tidak menghargai orang yang menyampaikan ceramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar