Laman

Sabtu, 25 Oktober 2014

Semoga...



Bukan bermaksud merendahkan orang lain. Karena merendahkan orang lain merupakan salah satu perbuatan yang amat dibenci Allah swt. Bahkan menyebabkan kesengsaraan di akhirat kelak.

Sekali lagi bukan bermaksud merendahkan. Sebut saja pak X. Dia seringkali menjadi imam shalat 5 waktu di mushalla kami. Utamanya bila imam-imam ‘langganan’ tidak hadir. Bila pak Ashri, pak Panca dan pak Saud tidak hadir, maka pak X lah yang menjadi imam.

Dari sisi usia, pak X memang layak menjadi imam shalat 5 waktu. Tapi dari segi bacaan, mohon maaf....Sebab seringkali bacaan yang seharusnya dibaca panjang, malah dibaca pendek. Huruf yang seharusnya tidak dibaca dengan pengucapan dobel alias tasydid, malah dibaca tasydid. Belum lagi pengucapan lafal huruf-huruf hijaiyyah yang tidak tepat, jauh dari semestinya.

Bukan tidak ada jamaah yang mampu membaca bacaan shalat dengan bagus, setidaknya lebih bagus. Ada. Tapi pak X tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi imam. Ada pak Andi, pak Nur, pak Shaleh dan mas Iwan.

Saya sering bertanya-tanya, apakah shalat kami sah? Karena walaupun imam membaca surat Al-Fatihah, namun bacaannya jauh dari yang semestinya.

Saya hanya berharap kondisi yang ada di mushalla dekat rumah ini, tidak terjadi dalam susunan kabinetnya presiden Jokowi.

Berharap tidak ada orang yang sebenarnya dapat mengukur diri, namun memaksakan diri menerima jabatan. Sebenarnya masih banyak yang lebih berkompeten, namun ada orang yang tidak mau mengalah dan memberi kesempatan kepada yang lain.

Semoga..     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar