Laman

Minggu, 26 Oktober 2014

Nikmatnya Air Minum

              
 
              
              Di bulan Ramadhan ini, banyak sekali rasanya kaum muslimin yang bersyukur. Perhatikan saja sikap dan ucapan mereka di saat berbuka.
        “Alhamdulillah, sekian jam berpuasa, akhirnya kembali merasakan segarnya air minum.”
        “Wiii, nikmatnya minum...”
        “Kalau berpuasa itu memang yang gak nahan itu haus. Tapi begitu berbuka, betapa nikmatnya minum.”
        Ya minum, air minum, memang suatu hal yang vital dalam kehidupan manusia. Kita baru merasakan bahwa air itu merupakan suatu hal yang vital, salah satunya di saat sedang berpuasa. Kita amat bersyukur ketika kembali dapat merasakan air di saat berbuka.  
        Berbicara tentang air, sebenarnya Allah telah mengisyaratkan agar kita mau merenung, selanjutnya bersyukur atas karunia air yang Allah berikan kepada kita. Allah berfirman, “Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kalian minum. Kaliankah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?” QS Al-Waqi’ah(56:68-69)
        Memperhatikan air minum akan mengantarkan kita pada Allah. Kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Sekali lagi, air minum bisa menjadi media untuk menyadarkan kita agar selalu bersyukur.
        Suatu ketika Ibnus Samak bertemu dengan khalifah Harun Ar-Rasyid. Khalifah berkata padanya, “Berilah nasihat pada saya.” Pada saat itu, di tangan khalifah terdapat segelas air. Ibnu As-Samak berkata, “Wahai Amirul Mu’minin! Jika minuman itu tidak ada padamu, apakah engkau bersedia menebusnya dengan semua harta milikmu?” Khalifah menjawab, “Ya benar.” Ibnu As-Samak kembali bertanya, “Wahai Amirul Mu’min! Jika engkau telah minum air ini, namun engkau dilarang untuk keluar (untuk buang air), apakah engkau bersedia menebusnya dengan semua harta milikmu?” Khalifah Harun Ar-Rasyid menjawab, “Ya saya bersedia.” Ibnu As-Samak berkata padanya, “Harta itu tidak ada nilainya sama sekali. Dia tidak sebanding dengan air minum dan buang air.” (Al-Mustathraf/ juz 2/293)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar