Dalam Film Kungfu Panda 3, dikisahkan Po; si Pendekar
Naga, ditugaskan menjadi guru. Guru bagi Tigres, Mantis, Crane, Monkey dan
Snake. Karena Shifu (guru) mereka akan mengundurkan diri.
Hari pertama latihan bersama Po, semuanya berantakan.
Arahan dari Po sebagai Shifu baru membuat teman-temannya terluka.
Po sedih. Banyak yang membicarakan tentang
ketidakmampuan Po dalam mengajar. Dalam kesedihannya ini, Shifu datang
menasehati Po.
Salah satu nasehatnya agar Po mengetahui siapa dirinya
dan mengenal diri sendiri termasuk hal yang penting. Shifunya menjelaskan bahwa
Master Oogway sampai 30 tahun bersemedi di gua demi untuk mengetahui siapa
dirinya.
Tentu teman-teman tahu kisah nabi Ibrahim ketika
mencari tahu siapa Pencipta dirinya. Coba deh baca ulang surat Al-An’aam ayat
75-79.
Pertama, nabi
Ibrahim melihat bintang dan beliau menyangka bahwa itulah Pencipta dirinya.
Akan tetapi ketika bintangnya hilang, nabi Ibrahim pun sadar bahwa sesuatu yang
hilang, lenyap tidak layak jadi Penciptanya, tidak pantas disembah.
Kedua, ketika
melihat bulan, nabi Ibrahim menerka bahwa bulan-lah Pencipta dirinya. Akan
tetapi ketika bulan terbenam, dia pun sadar bahwa bulan bukanlah Pencipta
dirinya.
Ketiga,
tatkala matahari muncul, nabi Ibrahim menebak bahwa ini adalah Pencipta
dirinya. Namun di saat matahari ini terbenam, nabi Ibrahim tahu bahwa matahari
juga bukan Pencipta dirinya. Bintang, bulan dan berhala-berhala bukan merupakan
Pencipta dirinya, tidak layak dipertuhankan.
Bayangkan
bila pencarian Tuhan (baca; Pencipta sesungguhnya) yang dilakukan nabi Ibrahim
itu, dilakukan oleh kita. Dan lama pencarian kita selama 30 tahun, sebagaimana Master
Oogway mencari jati dirinya, siapa dirinya.
Akan tetapi,
Alhamdulillah. Kita tidak perlu menjalankan pencarian selama 30 tahun dalam
mencari Pencipta yang sesungguhnya.
Allah telah
menjelaskan diantaranya lewat kisah nabi Ibrahim di atas bahwa segala sesuatu
yang bisa lenyap, yang fana, lemah, terbatas, tidak layak menjadi Tuhan. Tidak
layak dipertuhankan.
Dalam ayat 74
masih dalam surat Al-An’aam juga tersirat bahwa sesuatu yang tergantung kepada
yang lain tidak layak dipertuhankan. Patung-patung yang keberadaannya
tergantung pada Azar, bapak nabi Ibrahim tidak layak dipertuhankan.
Dalam ayat
101-102, Allah juga menjelaskan bahwa Pencipta yang sesungguhnya itu tidak
pernah bergantung pada apa dan siapa pun. Bahkan apa dan siapa pun bergantung
pada-Nya. Hal ini tersurat dalam kata-kata bahwa Dia menciptakan segala
sesuatu.
Allah juga
telah menjelaskan bahwa tugas manusia di dunia adalah beribadah, menyembah
Allah, Pencipta yang sesungguhnya.
Alhamdulillah
Allah telah menjelaskan siapa diri-Nya. Syukur Alhamdulillah pula, Muhammad
Rasulullah saw telah menyampaikan semuanya kepada umatnya dan sampai pada kita.
Sehingga kita
tidak perlu menghabiskan waktu selama 30 tahun sebagaimana Master Oogway.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar