Laman

Jumat, 15 April 2016

Alhamdulillah Kita Bukan Master Oogway



Dalam Film Kungfu Panda 3, dikisahkan Po; si Pendekar Naga, ditugaskan menjadi guru. Guru bagi Tigres, Mantis, Crane, Monkey dan Snake. Karena Shifu (guru) mereka akan mengundurkan diri.

Hari pertama latihan bersama Po, semuanya berantakan. Arahan dari Po sebagai Shifu baru membuat teman-temannya terluka.

Po sedih. Banyak yang membicarakan tentang ketidakmampuan Po dalam mengajar. Dalam kesedihannya ini, Shifu datang menasehati Po.

Salah satu nasehatnya agar Po mengetahui siapa dirinya dan mengenal diri sendiri termasuk hal yang penting. Shifunya menjelaskan bahwa Master Oogway sampai 30 tahun bersemedi di gua demi untuk mengetahui siapa dirinya.

Tentu teman-teman tahu kisah nabi Ibrahim ketika mencari tahu siapa Pencipta dirinya. Coba deh baca ulang surat Al-An’aam ayat 75-79.

Pertama, nabi Ibrahim melihat bintang dan beliau menyangka bahwa itulah Pencipta dirinya. Akan tetapi ketika bintangnya hilang, nabi Ibrahim pun sadar bahwa sesuatu yang hilang, lenyap tidak layak jadi Penciptanya, tidak pantas disembah.

Kedua, ketika melihat bulan, nabi Ibrahim menerka bahwa bulan-lah Pencipta dirinya. Akan tetapi ketika bulan terbenam, dia pun sadar bahwa bulan bukanlah Pencipta dirinya.

Ketiga, tatkala matahari muncul, nabi Ibrahim menebak bahwa ini adalah Pencipta dirinya. Namun di saat matahari ini terbenam, nabi Ibrahim tahu bahwa matahari juga bukan Pencipta dirinya. Bintang, bulan dan berhala-berhala bukan merupakan Pencipta dirinya, tidak layak dipertuhankan.

Bayangkan bila pencarian Tuhan (baca; Pencipta sesungguhnya) yang dilakukan nabi Ibrahim itu, dilakukan oleh kita. Dan lama pencarian kita selama 30 tahun, sebagaimana Master Oogway mencari jati dirinya, siapa dirinya.

Akan tetapi, Alhamdulillah. Kita tidak perlu menjalankan pencarian selama 30 tahun dalam mencari Pencipta yang sesungguhnya.

Allah telah menjelaskan diantaranya lewat kisah nabi Ibrahim di atas bahwa segala sesuatu yang bisa lenyap, yang fana, lemah, terbatas, tidak layak menjadi Tuhan. Tidak layak dipertuhankan.

Dalam ayat 74 masih dalam surat Al-An’aam juga tersirat bahwa sesuatu yang tergantung kepada yang lain tidak layak dipertuhankan. Patung-patung yang keberadaannya tergantung pada Azar, bapak nabi Ibrahim tidak layak dipertuhankan.

Dalam ayat 101-102, Allah juga menjelaskan bahwa Pencipta yang sesungguhnya itu tidak pernah bergantung pada apa dan siapa pun. Bahkan apa dan siapa pun bergantung pada-Nya. Hal ini tersurat dalam kata-kata bahwa Dia menciptakan segala sesuatu.

Allah juga telah menjelaskan bahwa tugas manusia di dunia adalah beribadah, menyembah Allah, Pencipta yang sesungguhnya.

Alhamdulillah Allah telah menjelaskan siapa diri-Nya. Syukur Alhamdulillah pula, Muhammad Rasulullah saw telah menyampaikan semuanya kepada umatnya dan sampai pada kita.

Sehingga kita tidak perlu menghabiskan waktu selama 30 tahun sebagaimana Master Oogway.  

sumber image: quotesgram.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar