Laman

Kamis, 21 Agustus 2014

Tau Aje

Ketika akanberwudhu’ tuk tunaikan shalat Jum’at, terdengar percakapan yang menarik.

“Tahu aja, motorane pengen keluar,” ujar seorang pria setengah tua berkaca mata

Yang diajak bicaratersenyum. Sambil menggeser keluar motor miliknya, dia menanggapi, “Iya donk.”

Ternyata merekaberdua sudah saling kenal. Setelah itu terjadi percakapan yang saya sudah tidakperhatikan lagi.

Masih di masjidBaiturrahman kawasan Cawang. Ada lagi peristiwa yang mirip sekali kejadiannya.Saya sudah bersiap-siap. Kunci gembok motor dibuka. Kunci stang pun dibuka.Tiba-tiba seseorang berkata, “Geser aja motor saya pak,”

“Oh ya, tenang ajapak. Masih lama kok, saya belum pakai jaket. Memang pada saat pemuda itubicara, saya belum mengenakan jaket, sarung tangan, penutup mulut dan helm.

Belum lagi seluruhperlengkapan biker selesai dikenakan, pemuda itu langsung menggeser-geser letakmotornya. Menggeser sambil mengira-ngira, apakah motor saya bisa lewat. Apakahmotor pemuda itu menggangu keluarnya motor saya.

Dua peristiwa yangmirip telah terjadi. Terjadi di hari, waktu dan tempat yang sama.

Satu peristiwaterjadi pada orang lain. Satunya lagi terjadi pada diri saya.

Karena peristiwayang terjadi mirip sekali, saya bisa merasakan betapa senangnya bapak setengahtua itu ketika sahabatnya memberi jalan motornya keluar.

Rasa senangnya ituterungkap dalam ucapannya di atas, “Tahu aja, motor ane pengen keluar.”

Seorang pemudacurhat kepada sahabatnya. Sahabatnya ini menyimak dan memperhatikan curhatanpemuda itu. Mengetahui bahwa sahabatnya menyimak yang terlihat dari berbagaitanggapan, merupakan kesenangan tersendiri bagi si pemuda.

Pemuda ini akanlebih senang lagi, bila sahabatnya memberi saran dan usulan-usulan yang tepatdan jitu.

Pemuda ini akanbertambah senang, bila sahabatnya memberi bantuan dalam bentuk yang nyata.

Bagaimana kalaukondisinya berbeda, tidak seperti di atas. Sahabatnya ini sudah tahupermasalahan si pemuda, walau belum mendengar curhatan?

Sahabatnya inilangsung membuka pembicaraan tentang permasalahan si pemuda. Dia langsungmembicarakan mengenai solusi dan jalan keluar –baik masih berupa usulan maupundalam bentuk nyata-. Padahal si pemuda belum menyampaikan curhatannya walauhanya sepatah kata.

Saya yakin pemudaitu akan tersenyum-senyum mendengar pembicaraan sahabatnya ini. Bisa jadi sipemuda tidak kuat untuk mengungkapkan rasa bahagianya ini. Dengan mata sedikitberkaca-kaca, pemuda itu berkata, “Ma kasih, ya. Elo emang the best. Gw belumcerita apa-apa, elo udah tahu permasalahan gw. Luar biasa. Ma kasih ya.”

Bisa jadi pemudaitu langsung mentraktir sahabatnya, sebagai ungkapan rasa senang dan syukur.Beban permasalahan terasa lebih ringan. Karena ternyata sahabatnya telahmemikirkan dan mencari jalan keluar. Sehingga dia merasa tidak sendiri dalammenghadapi permasalahan. 

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar