Saya yakin kita sering melihat mobil kursus menyetir lalu lalang di
jalan. Di mobil itu tertulis nama tempat kursus menyetir, alamat dan
nomor kontak yang bisa dihubungi. Satu lagi, di sana terpampang tulisan
BELAJAR.
Seorang teman pernah bergurau ketika melihat mobil kursus menyetir ini, “Kenapa harus BELAJAR, kalo bisa nyontek?”
Semua orang tahu tulisan BELAJAR yang tertera di mobil kursus menyetir
tersebut ditujukan pada orang yang sedang kursus menyetir. Orang itu
sedang belajar menyetir, langsung praktek dengan mobilnya dan ditemani
oleh seorang instruktur.
Tapi keren juga bila ternyata
yang dimaksud tulisan BELAJAR itu bukan hanya ditujukan pada orang yang
sedang kursus menyetir. Tapi yayasan atau perusahaan tempat kursus itu
juga mempunyai semangat untuk selalu belajar. Belajar bagaimana melayani
klien dengan baik, belajar dari pengalaman-pengalaman yang telah ada,
belajar karakter dan sifat klien yang bermacam-macam dan belajar apa
saja. Jika benar semangat belajar juga tertanam dalam diri instruktur
atau yayasan tempat kursus, tentu akan terjadi kemajuan yang amat pesat.
Baik bagi para instruktur maupun tempat kursusnya.
Sehingga tempat kursus menyetir melakukan dua hal; mengajar dan belajar.
Mengajarkan bagaimana menyetir dengan baik dan belajar dari interaksi
dengan para klien.
Banyak sekolah, tempat kursus, lembaga training nampaknya perlu memegang dua semangat ini; mengajar dan belajar.
Nabi Musa saja mau belajar. Tentu kita semua tahu bahwa nabi Musa
belajar dengan nabi Khidir. Coba saja kita lihat di dalam surat
Al-Kahfi.
Bukan hanya nabi Musa, semua nabi dan rasul
tentunya juga merupakan sosok orang yang selain mengajar, juga
mempunyai semangat belajar. Bagaimana mungkin mereka berdakwah dan
mengajarkan kepada umat, bila mereka sendiri belum mempelajari dan
memahami apa yang akan disampaikan? Bukankah begitu logikanya?
Umar bin Khaththab ra selalu menanyakan kepada salah seorang sahabatnya
tentang apa saja yang telah disampaikan Rasulullah, ketika dirinya
tidak bisa hadir dalam majelis ilmu yang diadakan Rasulullah. Demikian
pula sebaliknya, sahabatnya ini akan bertanya kepada Umar, jika dia
tidak dapat hadir dalam majelis.
Diriwayatkan Umar bin Khaththab pernah bertanya kepada Ali bin Abu Thalib ra.
Ya Allah jadikan kami orang-orang yang selalu mempunyai semangat belajar dan mengajar aamiin.
sumber image:http://3.bp.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar