Laman

Minggu, 17 Agustus 2014

Alam Meninggalkan Pesan

 
Teman-teman sudah pernah baca tentang Keajaiban Hujan? Artikel ini ditulis oleh Harun Yahya.
        Ada hal menarik yang mungkin berguna untuk kita semua. Dalam artikel itu dijelaskan tentang ukuran hujan dilihat dari kecepatan turunnya hujan. Berikut saya petikan tulisan terkait dengan kecepatan hujan;
        Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunnya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12.000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar tetesan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerusakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh lahan tanaman akan hancur, pemukiman, perumahan, kendaraan akan mengalami kerusakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan ekstra. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12.000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10.000 meter. Sebuah tetesan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merusak apa saja.
          Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun,  kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan karena bentuk tetesan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk tetesan hujan ini meningkatkan efek gesekan atmosfer dan mempertahankan kelajuan tetesan-tetesan hujan ketika mencapai “batas” kecepatan tertentu. (Saat ini, parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini).
       Berdasarkan keterangan di atas, kecepatan hujan itu hanya sekitar 8-10 km/jam, sehingga tidak membahayakan kondisi alam di bumi. Bagaimana bila hujan turun dengan kecepatan 558 km/jam? Berdasarkan keterangan di atas, bila hujan turun dengan kecepatan ini, semua lahan tanaman akan hancur, rumah dan kendaraan akan mengalami kerusakan.
     Maha Bijaksana Allah yang telah menurunkan hujan dengan kecepatan hanya sekitar 8-10 km. Berbicara tentang ukuran, saya teringat dengan sebuah tulisan karya Abdurrazaq Naufal. Dalam bukunya, Abdurrazaq Naufal menjelaskan bahwa posisi matahari saat ini merupakan posisi yang sudah ideal. Bila jarak antara matahari dijauhkan sedikit saja dari bumi, maka seluruh makhluk di bumi akan membeku. Sebaliknya bila jarak matahari ke bumi, didekatkan sedikit saja, maka seluruh makhluk yang ada di bumi akan terbakar.
    Sekali lagi Maha Bijaksana Allah yang telah menentukan ukuran jarak matahari ke bumi.
    Di dalam buku Wujudullah karya Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dijelaskan bahwa segala yang memiliki ukuran pasti ada yang menentukan ukurannya. Celana atau baju yang dibuat di tukang jahit, ukurannya ditentukan oleh si pemesan. Ukuran buku yang akan dicetak ditentukan oleh pemesan buku dan seterusnya.
      Di dalam buku ini Qaradhawi menyitir sebuah ayat, “dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Furqaan (25):2)
      Dalam buku Thariiqul Iman, karya Samih Athif Zain dijelaskan tentang sikap orang-orang Komunis. Mereka berpendapat berubahnya air menjadi es, karena benturan antar materi, perubahan itu merupakan perubahan yang alami, tidak ada campur tangan Tuhan. Sikap mereka ini dibantah dengan sebuah pertanyaan, “Lalu kenapa air bisa menjadi es ketika sampai pada suhu tertentu. Bila tidak sampai pada suhu itu, air tidak berubah menjadi es?”
        Kondisi alam yang ada di sekitar kita sebenarnya merupakan informasi untuk kita tentang betapa Bijaksananya Allah, betapa Kuasanya Allah.
 
sumber image: mypangandaran.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar