Laman

Kamis, 21 Agustus 2014

Mau Jadi Pemimpin?



Patih Gajah Mada pernah berkata, “Saya tidak akan menikmati palapa atau rempah-rempah, namun juga bisa diartikan, tidak akan menikmati kenikmatan dunia sebelum bisa mempersatukan Nusantara.”

Wakil Presiden RI pertama, Bung Hatta pernah bersumpah, “Saya tidak akan menikah hingga Indonesia merdeka.”

Khalifah Umar bin Khaththab ra berkata, “Saya adalah orang pertama yang merasakan kesengsaraan rakyat dan orang terakhir yang merasakan kesenangan dan kegembiraan rakyat.”

Begitulah orang besar. Mereka semua mengajarkan apa yang namanya prioritas. Mereka mencontohkan bahwa kepentingan rakyat dan masyarakat umum di atas kepentingan dan kesenangan pribadi.

Entah palapa itu seperti apa. Kalau berarti rempah-rempah, apa saja yang termasuk palapa, saya tidak tahu. Tapi yang jelas Gajah Mada ingin menunjukkan bahwa kesenangan pribadi harus dikesampingkan terlebih dahulu dan mengedepankan bersatunya nusantara yang merupakan kepentingan rakyat banyak.

Menikah merupakan naluri dan keinginan alamiah manusia. Setiap manusia pasti memiliki keinginan menikah. Itu wajar. Keinginan ini pula yang hinggap pada diri Bung Hatta. Sekali lagi, ini wajar. Namun dengan bijaksananya, Bung Hatta memutuskan bahwa menikah dapat ditunda, sedangkan perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka tidak dapat ditunda-tunda lagi.

Sebagai seorang khalifah, Umar ra memiliki kekuasaan, kekuasaan untuk menikmati berbagai kenikmatan dunia. Tapi bukan itu yang dipilih Umar dan bukan itu pula yang ada dalam pikirannya. Kesenangan rakyatnya yang lebih diutamakan ketimbang kesenangan pribadinya.

Apakah semua tekad, ucapan mereka itu terbukti atau hanya Omong Doang alias Omdo.

Sumpah Palapa dibacakan Patih Gajah Mada saat upacara pengangkatan. Ketika itu beliau diangkat sebagai Patih Amangkubhumi tahun 1258 saka atau 1336 masehi.

Kira-kira bunyi Sumpah Palapa yang dibacakan oleh sang mahapatih itu adalah sebagai berikut "Sebagai Patih Amangkubhumi Gajah Mada pantang meninggalkan puasa sampai daerah-daerah di nusantara berhasil dikalahkan (dipersatukan)."

Sumpah Palapa yang ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton. Didalam sumpahnya, Gajah Mada tidak akan menikmati palapa atau rempah-rempah, namun juga bisa diartikan, tidak akan menikmati kenikmatan dunia sebelum bisa mempersatukan Nusantara.

Beliau baru melepaskan puasa setelah berhasil mempersatukan daerah-daerah taklukan. Daerah tersebut antara lain, Gurun (Nusa Penida), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kerajaan Tanjung Pura, Ketapang, Kalimantan Barat), Haru (Karo/Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung Melayu), Dompo (Sumbawa), Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik (Singapura).

Bagaimana dengan wakil presiden RI pertama, Bung Hatta? Apakah dia membuktikan ucapannya? Bung Hatta sejak mudanya sudah berjuang untuk meraih kemerdekaan RI. Sampai-sampai dia baru menikah di usia 43 tahun, tepatnya di tanggal 18 November 1945. Itupun setelah dijodohkan oleh Bung Karno dengan Rachmi Rachim yang pada saat itu berusia 19 tahun.

Bagaimana dengan Umar bn Khaththab ra? Dalam sebuah buku (saya lupa judulnya) karya Dr. Aidh Al-Qarniy, diriwayatkan khalifah Umar pernah tidur di tenda pengungsian korban bencana. Dia ingin menjadi orang pertama yang merasakan bagaimana rasanya menjadi pengungsi. Dia ingin tahu langsung dan bukan diberitahu tentang kondisi rakyatnya yang ditimpa bencana.

Di dalam buku Belajar dari Dua Umar, karya Hepi Andi Bastoni, dibahas mengenai khalifah Umar yang mengirimkan surat kepada gubernurnya di Azerbaijan yang bernama Utbah bin Farqad. Di dalam suratnya ini Umar menuliskan, kata-kata sebagai berikut, “Makanan semanis dan selezat ini bukan dibuat dari uang ayah dan ibumu. Kenyangkan perut rakyatmu dengan makanan ini sebelum engkau mengenyangkan perutmu.”

Umar menulis surat berisikan teguran pedas ini, lantaran beliau mendapat kiriman makanan dari gubernur Azerbaijan. Makanan ini merupakan makanan yang lezat dan hanya untuk orang-orang tertentu. Makanan ini tidak dikonsumsi oleh rakyat biasa.

Ini merupakan bukti bahwa Umar ingin menjadi orang terakhir yang merasakan nikmatnya makanan terlezat di Azerbaijan dan rakyatnya merupakan orang-orang pertama yang merasakan lezatnya makanan itu.

Mau jadi pemimpin?

sumber image:suaratuhan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar