Laman

Kamis, 21 Agustus 2014

Mushallaku Sayang, Mushallaku Malang



Kunci Mushalla dekat rumah dipegang oleh beberapa orang. Pak Pr, pak Bm, pak Sd dan pak Sls. Merekalah ‘juru kunci’ mushalla Al-Ikhlas. Yang menjadi masalah, bila waktu shalat telah tiba, terkadang tidak satu pun dari mereka yang datang tepat waktu, akibatnya para jama’ah tidak bisa masuk ke mushalla.

Mereka terpaksa menunaikan shalat sunnah di pelataran mushalla. Shalat di pelataran mushalla terkadang tidak nyaman, karena lantainya agak berdebu.

Bila shalat berjama’ah telah dilakukan, ketidaknyamanan kembali terjadi. Karena juru kunci mushalla menunggu mereka yang sedang menunaikan shalat sunnah. Gak enak banget, menunaikan shalat ditunggu oleh orang. Maklum mushalla kembali akan dikunci bila seluruh aktivitas mushalla usai.

Sebenarnya dulu, kunci mushalla diletakkan di suatu tempat tersembunyi di mushalla. Hanya mereka yang biasa ke mushalla saja yang tahu tempat itu. Namun sejak ada pencurian kotak amal beberapa kali, kunci dipegang oleh petugas mushalla atau orang-orang yang tinggalnya dekat dengan mushalla.

Kasus pencurian di mushalla atau masjid bukan merupakan kasus yang baru. Namun terkadang cukup mengesalkan. Sepatu saya pernah hilang di sebuah masjid. Laptop seorang teman juga hilang di masjid.

Karena sepatu pernah hilang itulah, saya sempat anti ke masjid ‘terdakwa’ itu. Saya jera beribadah di masjid itu.

Padahal kalau dipikir-pikir, tidak pantas kita merasa jera datang ke masjid. Tidak layak kita was-was, merasa tidak nyaman di masjid.

Karena di masjid, kita ingin menunaikan ibadah, melakukan amal shalih dan berharap tertular aura keshalihan.

Tapi itulah kondisi sebagian masjid kita. Ini menjadi PR buat kita semua.

sumber image: http://designomah.files.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar