Laman

Rabu, 04 Juni 2014

Terima Kasih Pak Kasduni






 
Detak jantung berdetak agak lebih cepat. Pikiran berputar-putar, “Kemana sih pak Kasduni, belum lewat juga?! Wah gawat, kalo supir taksi itu membawa paket buku milik kantor.”

Saya mulai berhitung, “Dalam satu paket itu ada seratus buku yang masing-masingnya seharga Rp 150 ribu. Berapa saya harus menggantinya?”

Sebelumnya dari penerbit di daerah Kebagusan, kami sepakat akan berjalan beriringan. Saya dengan motor dan pak Kasduni mengikuti dengan taksinya hingga sampai di kantor.

Menjelang berangkat, saya sempat menyimpan no contact pak Kasduni. Sempat pula berdialog tentang lokasi kantor saya. Pak Kasduni ternyata tahu polres yang dekat dengan kantor. Beliau juga tahu kampus terdekat dengan kantor.

Kami berangkat. Di tengah perjalanan dan ketika ingin berputar balik di daerah Ragunan, situasi lalu lintas macet. Terpaksa saya jalan terlebih dulu. Dengan motor, saya dapat meliuk-liuk ke kanan dan ke kiri. Berhasil melewati mobil-mobil yang tertib berbaris, saya berputar balik menuju ke arah KP Rambutan.

Mampir sejenak menikmati es durian. Saya mulai mencari-cari no contact pak Kasduni. Usai mengetik huruf K, “Ya Allah…. mana nama Kasduni?”

Saya mencari di aksara J, karena mungkin terketik Jasduni. Di aksara J, hanya ada satu nama dan bukan dia. Ibu jari saya beralih mencari di huruf L, karena diduga saya mengetik Lasduni. Di sini nama Lasduni juga tidak tercantum.

“Waaah jangan-jangan tidak tersimpan nama pak Kasduni.” Saya pun melanjutkan kenikmatan yang tertunda. Es durian itu benar-benar ada duriannya. Serabut duriannya ikut bercampur dengan es.

Satu persatu taksi yang lewat diperhatikan, B 2384 …. Ada taksi sejenis tapi tidak dengan no polisi itu. Terus diperhatikan, tetap tidak terlihat moncong taksi dengan no polisi B 2384 ….

Akhirnya saya putuskan untuk jalan terlebih dahulu. Itu berarti tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Keputusan ini diambil, karena ada mobil yang saya kenal  dan tadi datang ke penerbit, hampir bersamaan dengan kedatangan saya, telah lewat. Sehingga kemungkinan taksi pak Kasduni juga telah lewat. Pertimbangan kedua karena pak Kasduni sudah tahu tempat-tempat yang terdekat dengan kantor.

Walau agak tenang, karena dua pertimbangan di atas, tetap saja mata ini terus mengawasi taksi-taksi yang ada di sekeliling. Rencana B pun disusun, kalau-kalau nantinya tidak bertemu dengan pak Kasduni.

Sesampai di polres yang dekat dengan kantor, tidak saya temukan taksi pak Kasduni. Saya segera melaksanakan rencana B. Taksi sejenis saya hentikan. Saya cerita pada supirnya dan bertanya mungkin punya no contact pak Kasduni. Ternyata dia tidak tahu. Dia hanya menyerahkan sebuah kartu nama yang berisi no contact pool pusat taksi itu.

Di pool pusat; menurut Aryo, operator yang menerima telp saya, tidak ada nomer polisi seperti yang saya sebutkan. Yang ada nomer lain dan cuma mirip. Tapi Aryo berjanji akan mencari tahu lagi.

Telpon saya matikan. Beberapa detik kemudian Aryo menghubungi saya. Ternyata ada nomer polisi seperti yang saya sebutkan. Namun, pengemudinya bernama Agus Salim.

Sampai di sini, pikiran macam-macam muncul. Berbagai kekhawatiran berkecamuk di hati dan pikiran.

Tapi Alhamdulillah, Aryo kembali menghubungi saya. “Ada pak, bapak coba catat nomer telpnya. 0819…”

Saya segera menghubungi nomer itu. Selesai menekan seluruh nomer itu, muncullah tulisan PAK KASDUNI.

Senyum mengembang di wajah, “Pantes..”

Di seberang sana; pria berkulit legam, beruban dan berusia sekitar lima puluhan lebih itu, tertawa mendengar penjelasan saya tentang penyebab miss komunikasi.

Ternyata pak Kasduni sudah menunggu sejak lama di kampus terdekat dengan kantor. Dalam perjalanan menemui pak Kasduni, saya berpikir ingin memberi tips kepada pak Kasduni atas amanah yang telah ditunaikannya. Sepuluh menit kemudian saya bertemu dengan pak Kasduni dan jalan beriringan sampai di kantor.

Satu paket buku pun sampai di kantor dan transaksi dengan pak Kasduni usai sudah. Saya berniat tidak ingin menghapus no contact pak Kasduni. Barangkali suatu saat saya membutuhkan orang yang dapat dipercaya ini.

Mungkin siapa saja pernah bertemu orang-orang se-tipe pak Kasduni. Sosok yang amanah dan dapat dipercaya. Penghargaan tinggi siap diberikan kepadanya. Tugas dan amanah yang lainnya akan siap diberikan padanya.
sumber image: infowisata.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar