Detak
jantung berdetak agak lebih cepat. Pikiran berputar-putar, “Kemana sih pak
Kasduni, belum lewat juga?! Wah gawat, kalo supir taksi itu membawa paket buku
milik kantor.”
Saya
mulai berhitung, “Dalam satu paket itu ada seratus buku yang masing-masingnya
seharga Rp 150 ribu. Berapa saya harus menggantinya?”
Sebelumnya
dari penerbit di daerah Kebagusan, kami sepakat akan berjalan beriringan. Saya
dengan motor dan pak Kasduni mengikuti dengan taksinya hingga sampai di kantor.
Menjelang
berangkat, saya sempat menyimpan no contact pak Kasduni. Sempat pula berdialog
tentang lokasi kantor saya. Pak Kasduni ternyata tahu polres yang dekat dengan
kantor. Beliau juga tahu kampus terdekat dengan kantor.
Kami
berangkat. Di tengah perjalanan dan ketika ingin berputar balik di daerah
Ragunan, situasi lalu lintas macet. Terpaksa saya jalan terlebih dulu. Dengan
motor, saya dapat meliuk-liuk ke kanan dan ke kiri. Berhasil melewati
mobil-mobil yang tertib berbaris, saya berputar balik menuju ke arah KP
Rambutan.
Mampir
sejenak menikmati es durian. Saya mulai mencari-cari no contact pak Kasduni.
Usai mengetik huruf K, “Ya Allah…. mana nama Kasduni?”
Saya
mencari di aksara J, karena mungkin terketik Jasduni. Di aksara J, hanya ada
satu nama dan bukan dia. Ibu jari saya beralih mencari di huruf L, karena
diduga saya mengetik Lasduni. Di sini nama Lasduni juga tidak tercantum.
“Waaah
jangan-jangan tidak tersimpan nama pak Kasduni.” Saya pun melanjutkan
kenikmatan yang tertunda. Es durian itu benar-benar ada duriannya. Serabut
duriannya ikut bercampur dengan es.
Satu
persatu taksi yang lewat diperhatikan, B 2384 …. Ada taksi sejenis tapi tidak
dengan no polisi itu. Terus diperhatikan, tetap tidak terlihat moncong taksi
dengan no polisi B 2384 ….
Akhirnya
saya putuskan untuk jalan terlebih dahulu. Itu berarti tidak sesuai dengan
kesepakatan awal. Keputusan ini diambil, karena ada mobil yang saya kenal
dan tadi datang ke penerbit, hampir bersamaan dengan kedatangan saya, telah
lewat. Sehingga kemungkinan taksi pak Kasduni juga telah lewat. Pertimbangan
kedua karena pak Kasduni sudah tahu tempat-tempat yang terdekat dengan kantor.
Walau
agak tenang, karena dua pertimbangan di atas, tetap saja mata ini terus
mengawasi taksi-taksi yang ada di sekeliling. Rencana B pun disusun,
kalau-kalau nantinya tidak bertemu dengan pak Kasduni.
Sesampai
di polres yang dekat dengan kantor, tidak saya temukan taksi pak Kasduni. Saya
segera melaksanakan rencana B. Taksi sejenis saya hentikan. Saya cerita pada
supirnya dan bertanya mungkin punya no contact pak Kasduni. Ternyata dia tidak
tahu. Dia hanya menyerahkan sebuah kartu nama yang berisi no contact pool pusat
taksi itu.
Di
pool pusat; menurut Aryo, operator yang menerima telp saya, tidak ada nomer
polisi seperti yang saya sebutkan. Yang ada nomer lain dan cuma mirip. Tapi
Aryo berjanji akan mencari tahu lagi.
Telpon
saya matikan. Beberapa detik kemudian Aryo menghubungi saya. Ternyata ada nomer
polisi seperti yang saya sebutkan. Namun, pengemudinya bernama Agus Salim.
Sampai
di sini, pikiran macam-macam muncul. Berbagai kekhawatiran berkecamuk di hati
dan pikiran.
Tapi
Alhamdulillah, Aryo kembali menghubungi saya. “Ada pak, bapak coba catat nomer
telpnya. 0819…”
Saya
segera menghubungi nomer itu. Selesai menekan seluruh nomer itu, muncullah
tulisan PAK KASDUNI.
Senyum
mengembang di wajah, “Pantes..”
Di
seberang sana; pria berkulit legam, beruban dan berusia sekitar lima puluhan
lebih itu, tertawa mendengar penjelasan saya tentang penyebab miss komunikasi.
Ternyata
pak Kasduni sudah menunggu sejak lama di kampus terdekat dengan kantor. Dalam
perjalanan menemui pak Kasduni, saya berpikir ingin memberi tips kepada pak
Kasduni atas amanah yang telah ditunaikannya. Sepuluh menit kemudian saya
bertemu dengan pak Kasduni dan jalan beriringan sampai di kantor.
Satu
paket buku pun sampai di kantor dan transaksi dengan pak Kasduni usai sudah.
Saya berniat tidak ingin menghapus no contact pak Kasduni. Barangkali suatu
saat saya membutuhkan orang yang dapat dipercaya ini.
Mungkin
siapa saja pernah bertemu orang-orang se-tipe pak Kasduni. Sosok yang amanah
dan dapat dipercaya. Penghargaan tinggi siap diberikan kepadanya. Tugas dan
amanah yang lainnya akan siap diberikan padanya.
sumber image: infowisata.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar